Basic LTE (Part 1: short introduction)

Sejak beberapa tahun yang lalu, dunia telekomunikasi telah dihebohkan dengan satu evolusi teknologi setelah era 3G, yaitu Long Term Evolution (LTE). Per definisi, LTE merupakan standar terbaru dalam keluarga teknologi jaringan bergerak yang juga merupakan proyek dari 3rd Generation Partnership Project (3GPP). Generasi jaringan telekomunikasi bergerak saat ini merupakan generasi ketiga (Third Generation) yang disebut 3G. Meskipun LTE sering disebut-sebut sebagai 4G, release pertama LTE sebenarnya teknologi 3.9G karena belum memenuhi persyaratan IMT Advanced 4G. 3.9G, selangkah lagi menuju LTE Advanced, standar teknologi radio 4G — Fourth Generation. Dari sisi kompatibilitas, LTE Advanced kompatibel dengan LTE dan menggunakan band frekuensi yang sama, sendangkan LTE tidak kompatibel dengan teknologi 3G yang merupakan pendahulunya.

 

Yup, LTE secara praktis merupakan pengembangan dari teknologi jaringan sebelumnya (GSM/W-CDMA/HSPA) yang telah diterapkan saat ini. Nah, yang membuat LTE begitu heboh dan sekaligus yang menjadi “magnet” bagi LTE adalah kemampuannya yang bisa menawarkan throughput dengan data rate yang lebih tinggi dan juga arsitekturnya yang sudah IP-based. Throughput yang ditawarkan LTE dipercaya dapat memanjakan user dengan beragam aplikasi dan layanan multimedia saat ini dan di masa depan, dimana layanan-layanan tersebut membutuhkan troughput yang tinggi agar bisa dinikmati dengan baik oleh customer. Sedangkan, dengan flat IP architecture terjadi suatu simplifikasi jaringan yang membuahkan peningkatan kinerja jaringan itu sendiri, khususnya dalam hal latency. Dua hal ini merupakan secuil dari keuntungan-keuntungan lain yang bisa dinikmati user dengan adanya LTE.

Nah, ternyata LTE tidak hanya menguntungkan bagi user, LTE juga memeberikan suatu sejumlah benefit bagi operator, diantaranya adalah: peningkatan kapasitas, berkurangnya kompleksitas jaringan dan juga yang paling penting bagi operator adalah berkurangnya CAPEX dan OPEX.